Habib Syekh Bafaqih, Gurunya Maha Guru Ulama Nusantara.
Habib Syekh bin Ahmad Bafaqih Baalwi Botoputih disebutkan oleh KH. Sholeh Darat dalam Kitabnya yang berjudul Mursyidul Wajiz. Di kitab ini Mbah Sholeh Darat menuliskan secara detail beberapa keterangan perihal kepada siapa dulunya Beliau nyantri dan kitab apa yang dikaji.
Karya Maha Guru Ulama Nusantara ini, tulisannya dikawiti pada hari Rabu, 26 Jumadil Awal 1326 H / 25 Juni 1908 M. Keterangan ini kami dapatkan di buku "KH. Sholeh Darat dan Dinamika Politik di Nusantara abad XIX - XX M" karya Taufiq Hakim yang sumber aslinya dari manuskrip asli tulisan tangan Mbah Sholeh Darat dengan judul sebagaimana yang telah disebutkan dan kini manuskrip tersebut disimpan di kediaman Agus Tyanto, salah satu cicit mantunya Kiai Sholeh Darat.
Kepada Habib Syekh bin Ahmad Bafaqih, KH. Sholeh Darat belajar kitab Jauharut Tauhid karya Syekh Ibrahim Al Laqani yang kemudian hari kitab ini diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa - Pegon oleh beliau dan Kitab Minhajul Abidin- nya Hujjatul Islam Imam Ghozali. Dari keterangan ini dapat kita simpulkan bahwa sebelum Habib Syekh bermukim secara tetap di Botoputih, Surabaya. Beliau, dahulunya melakukan dakwah door to door dengan hidup secara nomaden alias berpindah-pindah.
Hal ini juga menegaskan bahwa relasi Baalwi - Ulama Tanah Jawa terjalin dengan harmonis sejak masa kolonial. Maka mereka yang kini menentang dan menggugat saadah Alawi hendaknya menengok kisah sejarah berbasis fakta ini. Wallahu A'lam...
(Foto Habib Syekh bin Ahmad Bafaqih ini alfaqir hasil restorasi yang didapatkan dari sebuah laman web yang memperlihatkan beliau berpose dengan Sultan Muhammad Saleh bin Abdurrahman Pakunataningrat Sumenep. Sultan Muhammad Saleh sendiri merupakan raja di Sumenep yang merupakan putra dari muridnya. Sultan Abdurrahman Pakunataningrat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Admin;
Copyright @Catatan Edwan Ansari