Syekh Abdul Hamid bin Muhammad Amin Al-Banjari adalah Ulama Kuala Tungkal-Jambi yang Mengajar di Madrasah Saulatiyah Mekah.
.
Syekh Abdul Hamid bin Muhammad Amin Al-Banjari atau yang lebih di kenal dengan Syekh Abdul Hamid Tungkal lahir 01-07 1348H/1929M di Kuala Tungkal, Tanjung Jabung Barat Jambi.
.
Pendidikan dasarnya diperoleh dari orang tuanya dan madrasah lingkungan setempat, kemudian pada tahun 1360-1362H kedua orang tuanya menunaikan ibadah haji, Syekh Abdul Hamid pun ikut serta. Setelah selesai melaksanakan rukun Islam yang ke-5, ayahnya menyuruh Syekh Abdul Hamid menuntut ilmu di Mekah tepatnya di Madrasah Saulatiyah.
.
Sebuah madrasah yang didirikan oleh imigran India, Syekh Rahmatullah Ibnu Khalil al-Hindi al-Dahlawi pada tahun 1292H. Madrasah ini telah mencetak ulama-ulama besar di antaranya Hadratussyekh Hasyim Asy’ari (Pendiri pondok pesantren Tebuireng dan Nahdlatul Ulama), KH. Ahmad Dahlan(Pendiri Muhammadiyah), dan lain-lain.
.
Pada tahun 1363-1364H beliau menyelesaikan studinya. Setelah lulus dari madrasah tersebut beliau ditunjuk oleh Syekh Muhammad Sulaiman untuk mengajar di Madrasah Saulatiyah. Untuk menjadi pengajar di sana ada beberapa tahap yang harus dilalui, salah satunya adalah para ulama yang tinggal di luar maupun dalam Mekah, memiliki nilai ijazah yang tinggi semasa belajar.
.
Seperti masih haus ilmu, selain mengajar di madrasah tersebut beliau juga meneruskan belajar di salah satu sekolah di Saudi hingga mendapatkan ijazah pada tahun 1374H dan melanjutkan studi di universitas di Mekah selama 4 tahun hingga mendapat ijazah pada tahun 1378H.
.
Kemudian pada tahun 1382 beliau pindah ke Thaif dan mengajar di situ. Lalu kembali lagi ke Mekah pada tahun 1385H dan mengajar di Madrsah Abdullah bin Zubair. Setelah itu menjadi guru di Madrasah Tarbiyah Islamiyah Ja’far bin Abi Thalib pada tahun 1395H.
.
Lalu beliau ditunjuk oleh pemuka Arab Saudi untuk mengajar Bahasa Arab di salah satu Sekolah di Klang Selangor, Malaysia tepat pada tahun 19 September 1979M sampai tahun 1983M dan kembali ke Mekah mengajar di Madrasah Malik Abdul Aziz hingga pensiun pada tahun 1404H.
.
Syekh Abdul Hamid bin Muhammad Amin Al-Banjari menikah di Mekah dengan Asma’ binti Ahmad Syerozi Baweyan sekitar tahun 1364H.
.
beliau juga adalah katib dan murid kesayangan syekh ahyad bogor mufti syafi'iyah mekah,
semua amaliyah wiridan paten dan ilmu rajahan wafak dari syekh ahyad bogor beliau tulis dalam sebuah karya bernama "BULUGUL MUROD FI MAJMU'IL AURAD" isinya sungguh luar biasa sekali,sangat berharga dan paten luar biasa.
dan alhamdulillah ulun ada punya kitabnya ini dari fotocopyan asli tulisan tangan syekh abdul hamid tungkal jambi,
murid2 beliau yang sekarang ada di jambi sana diantaranya yang di izinkan mencetak dan meng ijazahkan serta mengajarkan kitab ini adalah:
kh. ahmad gazali kuala tungkal jambi
kh. muhammad ali jambi
kh muhyiddin hasan basri almakki
diluar jambi juga ada yaitu:
kh. sofyan marbu adik kh nuruddin marbu
dan menurut cerita: syekh abdul hamid tungkal wafat di pangkuan kh.sofyan marbu yg waktu itu kh.sofyan marbu disuruh syekh abdul hamid tungkal membacakan alquran surah arra'ad,sambil syekh abdul hamid berebah dipangkuan kh.sofyan marbu,
dan saat itu wafatlah beliau Pada tanggal 18 Januari 1990 menghembuskan napas terakhirnya di rumah kediamannya di Mekah dan di makamkan di Ma’la.
.
Al-Fatihah.
.
Karya-Karya Syekh Abdul Hamid bin Muhammad Amin Al-Banjari di antaranya adalah:
(1) Petunjuk yang Indah, ini banyak dijual dipasaran daerah tungkal jambi
(2) Tabshiroh, tentang haji dan umroh,
(3) Jadwal Baru dalam Pelajaran Bahasa Arab,
(4) Bulughul Murad fi Majmu’ awrad, ini ulun ada bisi kitabnya.
(5) Al-Anwar Bahiyyah fi Bayaani Firqotunnaajiyah fil Aqidah,
(6) Muhibah Dzil Ihsan,
(7) Tadzkirtunnaafi’ah fil Qodhoya almuaashoroh, dan
(8) Hasyiyah Fathul Muli Ala’il ala Syarah Mahalli wa Hasyitain Umairoh wa Qalyubi, dan lain-lain.
Copyright by : Markaz Semut Pemburu Berkah,
Desa Kasarangan, Labuan Amas Utara
02 Desember 2024,
-Muhammad Edwan Ansari -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Admin;
Copyright @Catatan Edwan Ansari