Sebuah catatan kecil untuk sekedar dikenang dan orang tau bahwa aku pernah Hidup. Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia!” semoga dengan catatan kecil ini dapat bermanfaat dan menebarkan kebaikan Apa yang dikatakan akan lenyap, apa yang ditulis akan abadi. Aku melintasi kehidupan Kuberanikan diri menulis catatan ini untuk mengabadikan momen hidup (Muhamad Edwan Ansari)
Rabu, Oktober 31, 2018
Save Meratus
"LIBARU BUNTAR"
Adalah nama salah satu dari beberapa rampah atau air terjun eksotis yang ada di kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan.
Air terjun ini terletak di gunung Tebing Daratan desa Datar Ajab kecamatan Hantakan, tepatnya di sungai Kapiau, anak sungai Barabai.
Rampah Libaru Buntar berada satu lokasi dengan rampah Tumaung, bahkan jaraknya hanya sekitar 50 meter ke hulu sungai. Meskipun demikian, banyak orang yang tidak tahu akan rampah ini karena keberadaannya tidak terlihat dari bawah lantaran terdinding tebing rampah Tumaung.
Untuk dapat mencapai rampah ini diperlukan sedikit keberanian dan kehati-hatian karena harus menaiki tebing batu yang hampir vertikal (kemiringannya sekitar 80 derajat) setinggi 15 meteran. Namun tidak perlu risau, alam telah menyediakan akar-akar pohon dan celah-celah batu sebagai pegangan dan pijakan untuk melewatinya, sehingga penaklukkan tebing batu ini terasa mudah, tidak sesulit apa yang dibayangkan.
Dibanding rampah Tumaung, rampah Libaru Buntar lebih rendah, namun panorama yang disuguhkannya terasa lebih indah. Dari sini pengunjung dapat menyaksikan beberapa undakan rampah di atasnya yang menyerupai tangga, oleh warga Mangkiling rampah di atasnya ini dinamai "Tangga Mahang". Selain itu, kolam airnya sangat dalam, berair jernih dan sejuk serta berbentuk bulat, sebab inilah maka rampah ini diberi nama "Libaru Buntar".
LIBARU artinya bagian sungai yang airnya dalam, sedangkan
BUNTAR berarti bulat atau bundar.
Rampah ini berjarak sekitar 27 km dari pusat kota Barabai ibukota kabupaten Hulu Sungai Tengah, rute perjalanannya sebagai berikut :
BARABAI > PAGAT > HANTAKAN > ALAT > ARANGANI > LIMBU'UNG > LUK KURAN > RANTAU PARUPUK > MANGKILING.
Sepanjang perjalanan yang dilalui kita akan dimanjakan dengan beberapa pemandangan indah berupa gugusan pegunungan Meratus, sungai-sungai berbatu berarus deras, hijaunya hamparan huma-huma penduduk (kalau pas musim bercocok tanam) dan beragam aktivitas keseharian warga setempat dalam menerapkan kearifan lokal.
Sampai di Mangkiling, demi keamanan, kita titipkan kendaraan di rumah-rumah warga dengan memberi sedikit uang jasa parkir, kemudian diteruskan dengan jalan kaki, masuk hutan keluar hutan melintasi jalan setapak menyisir tepi sungai sehingga tidak banyak tanjakan yang dilewati. Selama jalan kaki kita akan menyerangi sungai tanpa jembatan sebanyak 5 kali, waktu tempuh yang diperlukan hanya berkisar antara 30 menit hingga satu jam, tergantung kondisi masing-masing.
Bagi yang pertama kali melintasi rute ini, agar tidak tersesat, disarankan untuk memakai jasa penunjuk jalan. Biasanya warga kampung, baik anak-anak maupun orang tua dengan senang hati bersedia mengantarkan ke lokasi air terjun.
Lokasi rampah Libaru Buntar dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan roda 2 dan roda 4. Namun demikian, untuk kendaraan roda 4 tidak direkomendasikan melewati rute perjalanan di atas, karena jalannya tidak beraspal, relatif kecil, banyak tanjakan dan tikungan tajam juga hampir di sisi sepanjang jalan terdapat jurang yang dalam.
Sebaiknya kendaraan roda 4 melewati jalan beraspal, dengan rute sebagai berikut :
BARABAI > BIRAYANG > WAWAI > BATU TANGGA > TANDILANG > BATU KAMBAR.
Kemudian diteruskan dengan jalan kaki selama kurang lebih 2 jam. Total perjalanan yang ditempuh sekitar 40 km.
#ayo_berwisata_ke_kabupaten_hulu_sungai_tengah
#ayo_lestarikan_alam
#Save_Meratus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Admin;
Copyright @Catatan Edwan Ansari