Sebuah catatan kecil untuk sekedar dikenang dan orang tau bahwa aku pernah Hidup. Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia!” semoga dengan catatan kecil ini dapat bermanfaat dan menebarkan kebaikan Apa yang dikatakan akan lenyap, apa yang ditulis akan abadi. Aku melintasi kehidupan Kuberanikan diri menulis catatan ini untuk mengabadikan momen hidup (Muhamad Edwan Ansari)
Kamis, Desember 26, 2013
TEKNIK PENULISAN SKRIPSI
TEKNIK PENULISAN SKRIPSI
A. Penggunaan Bahasa dan Ejaan
Bahasa yang digunakan dalam penyusunan adalah bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan berpedoman kepada Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Tanda baca seperti koma, titik koma, titik, tanda seru, tanda tanya, dan yang sejenisnya harus menurut ejaan yang telah disempurnakan tersebut.
B. Kutipan
Kutipan dalam skripsi merupakan suatu hal yang wajar dan dibolehkan selama hal itu merujuk pada sumber yang dikutip. Kalimat, ide ataupun pendapat dari karya orang lain yang dikutip tanpa menyebutkan sumbernya dinilai sebagai plagiat (penjiplakan).
Menurut jenisnya, kutipan dapat dibedakan dalam dua, yakni langsung dan kutipan tidak langsung. Masing-masing kutipan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kutipan Langsung
Kutipan langsung ialah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sebuah teks asli. Bentuk kutipan ini ada beberapa macam, mislanya:
a. Prosa
Kutipan berbentuk prosa yang panjangnya kurang dari lima baris yang dimasukkan ke dalam teks karya tulis dan dituliskan diantara tanda petik rangkap. Sementara kutipan serupa yang terdiri dari lima baris atau lebih ditulis terpisah dari teks dengan jarak atu spasi, tanpa tanda kutip, diketik pada ketukan kelima/setelah empat ketukan dari margin kiri. Bila dalam kutipan terdapat alenia baru maka alenia itu diketik pada ketukan kedelapan/setelah tujuh ketukan dari margin kiri. Perhatikan dua contoh berikut:
Hal yang senada diungkapkan pula oleh Gus Dur. "Dalam Islam", ungkap Gus Dur," Negara adalah hukum, al-hukmu, dan dan sama sekali tidak memiliki bentuk negara".1
I have compared the findings made juring and examination of the hadith with those already set out in the section on the Qur'an and modern science. The result of the comparisons speak for themselves. The accuracy of the data contained in the Qur'an, when compared whit modern scientific knowledge and the higly questionable character of shertain statement in hadith on subjects whose tenor in essentially scientific.2
b. Puisi
Kutipan berbentuk puisi yang merupakan kutipan pendek ditulis sebagaimana kutipan-kutipan lain, yaitu (1) menjalin baris-baris dari puisi ke dalam teks kutipan; (2) puisi yang dikutip ditempatkan di antara tanda kutip. Apabila kutipan lebih dari dua baris, tiap barisnya dipisahkan dengan tanda putus (/). Perhatikan contoh berikut:
Muji Sutrisno ketika datangnya hari saya Idul Fitri dan Natal pernah mengungkapkan dalam sebuah puisinya: "Ketakwaan islami/ suatu muara/ keimanan kristiani…."3
With the mountains, with the stone
Will call These, Lord, o Lord!
Will the Birds in early dawn
Will I call Thee, Lord, o Lord!
Will the fishes in the sea
With gazelles in desertes free
With the mystics call "O He!"
Will I call Thee, Lord, o Lord!4
c. Ayat Alquran dan Hadis
Kutipan ayat-ayat Alquran dan hadis Nabi dituliskan dengan huruf Arab sebagaimana aslinya. Khususnya untuk kutipan ayat-ayat Alquran perlu disebutkan nomor surah serta nomor ayat yang dikutip pada akhir kutipan dengan memberi tanda kurung biasa. Sementara kutipan hadis dilengkapi dengan sanad dan mukharrij-nya.
Contoh:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ البقرة/2:٦٢
لاَ تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلاَّ إِلَى ثَلاَثَةِ مَسَاجِدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِ الرَّسُولِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَسْجِدِ الاَقْصَى (رواه البخاري عن أبي هريرة)5
Dalam mengambil kutipan langsung hendaknya tidak terlalu panjang, misalnya satu halaman atau lebih. Bila demikian halnya, pembaca sering lupa bahwa apa yang dibacanya pada halaman tersebut adalah kutipan. Karenanya kutipan hendaknya diambil seperlunya saja, sehingga tidak merusak atau mengganggu uraian yang sebenarnya.
2. Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung adalah pijaman pendapat seseorang pengarang atau tokoh terkenal berupa intisari atau ikhtisar dari pendapat tersebut. Cara menulis kutipan ini diintegrasikan ke dalam teks, tanpa diapit dengan tanda kutip, contoh:
Azami selanjutnya menperkokoh pendapanya dengan mengajukan sejumlah fakta histories. Nabi sendiri menurutnya pernah mengirim beratus-ratus surat, yang diantaranya berisi berisi masalh ritual. Sementara itu Alquran juga telah menandaskan bahwa sikap dan tindakan beliau harus diikuti dan diteladani oleh kumonitas Muslim. Bahkan Alquran sendiri menurut kaum Muslimin untuk mencatat transaksi mereka. Dilain pihak, terdapat beberapa bukti nyata yang menunjukkan bahwa Nabi membenarkan pencatatan hadis. Lebih dari itu semua, ada lagi fakta yang menjelaskan bahwa sejumlah sahabat Nabi telah mencatat hadis. Kemungkinan besar larangan itu, menurut Azmi, adalah larangan untuk menulis materi selain Alquran dilembaran yang sama, karena hal itu hal itu dapat mengakibatkan kesalahpahaman.
C. Catatan Kaki
Catat kaki yang dimaksud di sini adalah catatan yang ditulis pada bagian bawah halaman teks yang menyatakan sumber kutipan atau keterangan penulis tentang suatu masalah.
Cara penulisan catatan kaki adalah sebagai berikut:
1. Dari Buku
Pencantuman sumber pengarangnya secara berurutan adalah sebagai berikut: nama pengarang, nama buku, kurung buka, tempat penerbit, nama penerbit, tahun penerbit, kurung tutup, nomor cetakan, jilid, halaman.
Contoh:
1Ahamad Amin, Duha al-Islam,(Beirut: Dar al-Kitab al-Arabiy, t.th.), Cet. Ke- 10, Jilid 2, h. 130.
2Jalal al Din Muhammad ibn Ahmad al-Mahalliy dan Jalal al-Din Abd al-Rahman ibn Abi Bakar al-Suyutiy, Tafsir al-Qur'an al-'Azim, (Surabaya: Bungkul Indah, t.th.), h.20.
Sementara jika pengarang lebih dari dua orang, maka sukup mencantumkan nama pengarangnya yang pertama dan setelahnya tanda koma dituliskan et al. contoh:
3Harold H. Titus, et al., The Range of Philosopy: Introductitory Readings, (California: Wadsworth Publishing Company, 1975), Cet. Ke-3, h. 15.
2. Dari Alquran
Untuk kutipan ayat Alquran tidak diperlukan catatan kaki, karana nama dan nomor surat serta nomor ayat telah dituliskan di bagian akhir ayat yang dikutip.
3. Dari terjemah Alquran atau Tafsir, Hadis atau terjemahannya
Catatan kaki untuk sumber-sumber diatas sama dengan sumber yang berasal dari buku.
4. Dari Majalah
Catatan kaki dari majalah ditulis nama pengarang nama judul artikel yang dituliskan di antara tanda petik rangkap dan nama majalah yang diberi garis bawah atau diketik dengan huruf miring (italic character), diikuti volume, koma, nomor, koma, kurung buka, bulan, koma, tahun, kurung tutup, koma, dan nomor halaman. Contoh:
5Badri Khaeruman, "Mencari Penyelesaian di sekitar Ikhtilaf", Panji Masyarakat, XXXIV, 375, (April, 1993), h. 44.
5. Dari Surat Kabar
Kutipan dari surat kabar, yang perlu ditulis adalah judul tulisan atau rubrik, nama surat kabar (diberi garis bawah atau cetak miring), tempat terbit dalam kurung, tanggal, bulan, dan tahun terbitnya, serta diakhiri dengan nomor halamannnya. Contoh:
6Syamsul Arifin, " Positivisme Agama dalam Wacana Ilmu Sosial", Republika, (Jakarta), 14 Maret 1997, h. 6.
6. Dari Karangan yang Tidak Diterbitkan
Karangan yang tidak diterbitkan dapat berupa skripsi, tesis atau disertasi. Cara pengutipannya adalah disebutkan nama pengarangnya, judul karangan yang ditulis di antara tanda petik rangkap, disebutkan skripsi, tesis atau disertasi, kurung buka, nama tempat penyimpanan dokumentasi, titik dua, tahun penulisan, kurung tutup, halaman, dan keterangan tidak diterbitkan yang disingkat t.d. Contoh:
7Muhammad Zurkani Jahja,"Metode Pemikiran Abu Hamid al-Ghazali dalam Teologi Islam", Disertasi, (Jakarta: Perpustakaan IAIN Syarif Hidayatullah, 19987), h. 50, t. d.
7. Dari Wawancara
Catatan kaki dari wawancara yang ditulis adalah nama yang diwawancari, identitasnya, bentuk wawancara dan tanggal wawancara. Contoh:
8Abdurrahman Wahid, Ketua Umum PBNU, Wawancara Pribadi, Jakarta, 18 Juni 1992.
8. Dari Ensklopedi
Catatan kaki dari ensklopedi yang perlu dijelaskan adalah nama editornya yang disingkat dengan ed., nama entriknya dituliskan di antara petik rangkap, nama ensklopedi dengan garis bawah, nama tempat, nama penerbit, tahun terbit, dan nomor halamannya. Contoh:
9H.A.R Gibb dan J.H. kramers (ed.), "Khamr" Shorter Encyclopedia of Islam, (Leiden: E.J. Brill, 1987), Jilid 3 h. 190-191.
Sementara itu, jika penulis entrinya disebutkan maka cara penulisannya seperti contoh berikut:
10Juynboll, "Hadith", dalam M.Th. Houstma et al. (ed.), First encyclopedia of Islam, (Leiden: E.J. Brill, 1987), Jilid 3 h. 190-191.
9. Dari Artikel Berupa Buku yang Merupakan Bunga Rampai
Catatan kaki dari tulisan seperti ini yang dicantumkan adalah nama penulis artikel, judul artikel yang ditulis di antara tanda petik rangkap, nama editor, nama buku dengan garis bawah atau cetak miring, nama tempat penerbit, nama penerbit, tahun terbit, jilid, serta nomor halaman. Contoh:
11M. Quraish Shihab,"Agama: Antara Absolutisme dan Relativisme",dalam Andito (ed.), Atas Nama Agama: Wacana Agama dalam Dialog "Bebas" Konflik, (Bandung: Pustaka Hidayah 1998), Cet. Ke-1, h. 147.
10. Dari Buku Terjemahan
Catatan kaki dari buku terjemahan, cara penulisannya hampir sama dengan buku pada umumnya dengan ditambahkan pencantuman judul asli dan penerjemahnya. Untuk lebih jelasnya dilihat contoh:
12W. Montgomery Watt, Bell's Introduction to the QUran, diterjemahkan oleh Lillian D. tedjasudhana dengan judul Richard Bell: Pengantar Quran, (Jakarta: INIS, 1998), h. 108.
Selain itu, ada beberapa hal lain yang penting untuk diperhatikan dalam menuliskan catatan kaki, yakni istilah-istilah ibid., op.cit., dan loc. cit.
Ibid. adalah kependekan dari ibidem yang berarti pata tempat yang sama. Istilah ini dipakai bila catatan kaki berikutnya menunjukkan pada karya atau artikel yang telah disebutkan dalam catatan nomor sebelumya (tidak diselangi dengan sumber yang lain). Bila halamannya sama, maka tidak perlu lagi ditulis nomor halaman setelah ibid. sedangkan bila halamannya berbeda, maka sesudah ibid. dicantumkan pula nomor halamannya.
Op.cit. Merupakan singkatan dari kata Latin opera citato yang berarti pada karya yang telah dikutip. Istilah ini dipergunakan bila catatan kaki itu menunjuk kembali kepada sumber yang telah disebutkan lebih dulu, tetapi diselangi oleh sumber lain. Dalam hal ini sesudah nama pengarang terus dicantumkan op.cit. Bila menunjukkan pada jilid dan halaman, maka nomor jilid dan halaman itu ditempatkan sesudah op.cit.
Loc. cit. merupakan singkatan kata dari bahasa Latin loco citato yang berarti pada tempat yang telah disebutkan. Istilah ini dipergunakan untuk merujuk halaman yang sama dari sumber yang sama pula yang telah disebutkan dan telah diselangi oleh kutipan dari sumber lain. Berikut ini dikemukakan contoh penggunaan ibid., op.cit., dan loc. cit.
13Ahmad Baiquni, Al-Qur'an, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, (Yogyakarta: dana Bhakti Wakaf, 1994), Cet. Ke-1, h. 10.
14Ibid., h. 21.
15Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1994), Cet. Ke-10, h. 34.
16Ahmad Baiquni, op. cit., h. 15.
17Harun Nasution, loc. cit.
D. Daftar Kepustakaan
Daftar kepustakaan adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan karya tulis.
Unsur-unsur yang perlu dimasukkan dalam daftar kepustakaan adalah:
1. Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.
2. Judul buku, termasuk judul tambahannya.
3. Data publikasi, yaitu catatan atau edisi, tempat penerbit, nama penerbit dan tahun terbinya, jika data publikasi tidak ada atau salah satunya tidak ada, maka diguanakan singkatan berikut:
t.d. jika sama sekali tidak ada data yang tercantum.
t.t. jika tempat penerbitan tidak dicantumkan.
t.p. jika nama penerbit tidak ada.
t.th. jika tahun penerbitan tidak ada.
Cara penyusunan daftar kepustakaan tidaklah seragam bagi tiap bahan referensi, tergantung dari sifat bahan referensi tersebut. Hal demikian dapat dirincikan sebagai berikut:
1. Dari Buku
Untuk referensi dari buku yang perlu dicantumkan adalah nama pengarang dengan susunan terbalik (diawali dengan nama akhir koma dan dilanjutkan dari nama awal sampai sebelum nama akhir tadi), nama buku, tempat penerbit, nama penerbit dan tahun terbit. Contoh:
Mudzhar, H.M. Atho, Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta,Pustaka Pelajar, 1998.
Jika pengarangnya terdiri dari dua orang maka harus dicantumkan semuanya, hanya pengarang pertama yang perlu dibalik. Contoh:
Malik, Dedy Djamaluddin, dan Idi Subandy Ibrahim, Zaman Baru Islam Indonesia: Pemikiran dan Aksi Politik Abdurrahman Wahid, M. Amin Rais, Nurchalish Mahid, dan Jalaluddin Rakhmat, Bandung, Zaman Wacana Mulia, 1998.
Jika pengarangnya lebih dari dua orang, maka cukup mencantumkan nama pengarang pertama dengan susunan terbalik dan setelah tanda koma dituliskan et al. Sedangkan cara penyusunan hal-hal yang lainnya sama dengan buku yang ditulis oleh satu ataupun dua pengarang.
2. Dari Majalah dan Jurnal
Unsur yang perlu dicantumkan untuk referensi dari majalah maupun jurnal adalah nama pengarang, judul ertikel dalam tanda petik rangkap, nama majalah dan jurnal, volume, nomor, bulan dan tahun. Contoh:
Rahardjo, M. Dawam,"Islam Politik Tetap Dicurigai", Forum Keadilan, No. 24, Tahun II, 17 Maret 1994.
Madjid, Nurchalish, "Islamic Roots of Modern Pluralisme", Studia Islamika, Vol. 1, No 1, April-Juni 1994.
3. Dari Surat Kabar
Unsur yang perlu dicantumkan untuk refernsi dari surat kabar adalah nama pengarng, judul artikel dalam tanda petik rangkap, nama surat kabar yang diberi garis bawah atau disetak miring, tanggal, bulan dan tahun terbitnya. Contoh:
Burhan, Ahmad Najib, "Semiotika Agama dan Problem Kontektualisasi", republika, 14 Maret 1997.
4. Dari Karangan yang tidak Diterbitkan
Karangan yang tidak diterbitkan, cara penyusunan kepustakaannya adalah dengan menyebutkan nama pengarang, judul karangan yang ditulis diantara tanda petik rangkap, disebutkan skripsi, tesis, atau disertasi, tempat penyimpanan dokumentasi, dan tahun penulisan. Contoh:
Saifuddin, 'Pendekatan Sains dalam Kritik Matan Hadis", Tesis, Ujung Pandang, Perpustakaan Pasca Serjana IAIN Alauddin, 1997.
5. Dari Ensklopedi
Kepustakaan dari ensklopedi yang perlu dijelaskan adalah nama penulis entri (jika ada), judul entri yang dituliskan di antara tanda petik rangkap, nama ensklopedi dengan garis bawah atau cetak miring, nama tempat, nama penerbit dan tahun terbit. Contoh:
Thomson, J. Arthur, "Science", dalam James Hastings (ed.) Encyclopedia of Islam and Ethics, New York, Chatles Scrbner's Sons, t.th.
6. Dari Artikel Buku Bunga Rampai
Unsur yang perlu dicantumkan untuk artikel dari sebuah buku yang merupakan kumpulan tulisan dari beberapa orang adalah nama penulis artikel, judul artikel yang ditulis antara tanda petik rangkap, nama editor, nama buku dengan garis bawah atau dicetak miring, nama tempat penerbit, nama penerbit, dan tahun terbit. Contoh:
Al-Zindani, Abdul Majid bin Aziz,"Mukjizat Ilmiah dalam al-Qur'an dan as-Sunnah", dalam Iwan Kusuma Hamdan et al. (ed.), Mukjizat al-Quran dan as-Sunnah tentang Iptek, Jakarta, Gema Insani Press, 1997.
7. Dari Buku Terjemahan
Unsure yang perlu dicantumkan untuk referensi buku terjemahan ini adalah nama pengarang, judul asli buku yang diterjemahkan, penerjemah, judul terjemahan, tempat penerbit, nama penerbit, dan tahun terbit. Contoh:
Esposito, John L. The Islamic Threat: Myth or Reality?, diterjemhkan oleh Alwiyah Abdurrahman dan MISSI dengan judul Ancaman Islam: Mitos atau Realitas?, Bandung, Mizan, 1994.
E. Transliterasi
Transliterasi disini dimaksudkan sebagai pengalihan hurufan dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Transliterasi Arab-Latin dalam karya ilmiah ialah penyalinan huruf-huruf Arab dengan huruf-huruf Latin beserta perangkatnya.
Cara penulisan transliterasi dalam skripsi disesuaikan dengan Keputusan Bersama Mentri Agama dan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI. Nomor: 158 tahun 1987, Nomor: 0543b/U/1987. untuk lebih lengkapnya lihat lampitan 1.
FORMAT PENULISAN SKRIPSI
A. Format Sampul
Dalam membuat sampul harus diperhatikan hal-hal berikut:
1. Menggunakan kertas tebal atau karton.
2. Judul skripsi ditulis dengan huruf besar (kapital) dan disusun secara simetris apabila lebih dari satu baris.
3. Pemenggalan kata harus memperhatikan aspek makna.
4. Sampul berisi:
a. Judul,
b. Nama penulis,
c. Nama lembaga, dan
d. Tahun penjilidan.
5. Jarak pengetikan tidak melebihi margin yang telah ditetapkan (sebelah atas 4 cm, sebelah bawah 3 cm, sebelah kiri 4 cm, sebelaah kanan 3 cm).
6. Pada punggung skripsi harus ditulis judul skripsi, di bagian tengah dicantumkan nama penulis, dan di bagian bawah di cantumkan nama lembaga dan tahun penjilidan.
7. Warna sampul untuk Fakultas Ushuluddin adalah biru.
Untuk lebih jelasnya, lihat lampiran 4.
B. Format Halaman judul
Halaman judul skripsi diketik dengan huruf besar (kapital). Setelah judul, dengan jarak disesuaikan, ditulis kalimat, "Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Serjana dalam Ilmu Ushuluddin", kemudian nama penulis disertakan NIM di bawahnya, dan pada bagian paling bawah halaman ditulis, "INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI FAKULTAS USHULUDDIN JURUSAN BANJARMASIN" dan tahun penjilidan. Untuk lebih jelasnya, lihat lampiran 5.
C. format Halaman Persetujuan
Halaman persetujuan dimulai dengan kata 'TANDA PERSETUJUAN" yang diketik dengan huruf besar, disusul dengan pencantuman judul skripsi, nama mahasiswa, NIM, fakultas, program, tahun akademik, tempat/tanggal lahir, alamat, teks persetujuan, tangal persetujuan, tanda tangan, nama dan NIP pembimbing, tanda tangan, nama dan NIP dekan. Untuk lebih jelasnya, lihat lampiran 6.
D. Format Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan dimulai dengan kata 'PENGESAHAN' yang diketik dengan huruf besar, disusul dengan pernyataan hari dan tanggal munaqasyah berikut predikat kelulusannya, tanda tangan, nama dan NIP pembimbing, serta nama dan tanda tangan anggota tim penguji. Untuk lebih jealsnya, lihat lampiran 7.
E. Abstrak Skripsi
Format abstrak skripsi dimulai dengan pencantuman kata 'ABSTRAK' yang diketik dengan huruf besar, disusul dengan uraian tentang abstrak yang berisi: Judul permasalah, tujuan, metodologi, dan temuan. Penulisan abstrak diketik dengan jarak satu spasi. Untuk lebih jelasnya, lihat lampiran 8.
F. Daftar Riwayat Hidup
Daftar riwayat hidup dimulai dengan kata 'RIWAYAT HIDUP PENULIS' yang diketik dengan huruf kapital, disusul dengan pencatuman data riwayat hidup penyusun, meliputti: nama lengkap penyusun, tempat/tanggal lahir, agama, kebangsaan, status perkawinan, alamat, pendidikan, pengalaman organisasi, nama orang tua, dan nama suami/istri (bagi yang sudah berkeluarga), serta nama anak-anak (bagi yang sudah mempunyai anak). Untuk lebih jelasnya, lihat lampiraaan 9.
G. Ukuran Kertas, Huruf, Spasi, Nomor Halaman, dan Jumlah Halaman
1. Ukuran Kertas
Kertas yang digunakan untuk menulis skripsi adalah kertas HVS 60, 70, 80 miligram dengan ukuraan kuarto.
2. Huruf dan Spasi
Skripsi harus ditulis dengan huruf cetak (tidak boleh menggunakan huruf kursif) dan menggunakan tipe "pica" (memuat lebih kurang 10 huruf dalam satu inci). Skripsi harus diketik dalam dua spasi, kecuali kutipan lebih dari lima baris. Bagi skirpsi yang menggunakan huruf latin, maka jarak margin selebar 4 cm pada tepi kiri dan 3 cm pada tepi kanan. Untuk alenia baru, ketikaan dimulai setelah tujuh idensi (ketukan) dari garis mergin.
3. Pengetikan dapat menggunakan mesin ketik atau komputer.
4. Penggandaan dapat dilakukan dengan carbon copy atau stensil.
5. Sistem Penomoran dan Jumlah Halaman
a. Sistem Penomoran
Nomor halaman pada bagian awal skripsi menggunakan angka romawi seperti i, ii, iii, iv dan seterusnya, nomor halamannya berupa angka Arab seperti 1, 2, 3, 4, dan seterusnya, yang ditulis pada sudut kanan atas, kecuali halaman yang ditempati judul bab diberi nomor secara simetris dibagian bawah halaman.
Nomor bab ditulis dengan angka Romawi besar seperti BAB I, BAB II, BAB III, dan seterusnya yang diletakkan simetris di atas judul bab.
Untuk penomoran dipergunakan sistem penggabungan antara angka Romawi, angka Arab, dan huruf Latin. Urutan penomoran tersebut adalah angka Romawi besar untuk nomor bab, huruf kapital untuk subbab, angka Arab untuk sub-subbab dan seterusnya.
b. Jumlah Halaman
Jumlah halaman skripsi minimal 50 halaman. Jumlah ini hanya untuk bagian isi (pendahuluan, meteri utama dan penutup).
Berikut ini dikemukakan contoh penomoraan dalam skripsi.
BAB II
TINJAUAN TENTANG TAUHID DAN ETOS KERJA
DALAM ISLAM
A. Pengertian Tauhid dan Etos Kerja
1. Pengertian Tauhid
a.
1)
a)
1)
a)
2. Pengertian Etos Kerja
a.
1)
a)
1)
a)
B. Kedudukan Tauhid dan Etos Kerja dalam Islam
1. Ajaran Islam tentang Tauhid
a.
1)
a)
1)
a)
2. Ajaran Islam tentang Etos Kerja
a.
1)
a)
1)
a)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Admin;
Copyright @Catatan Edwan Ansari